__________________:Selamat Datang di blog Tempalo freshto :__________________
BLOG INI BERISI KONTEN GRATIS..TIS..TIS. seluruh isi/konten yang ada di blog ini merupakan hasil (searching, downloading, dll) dari internet. bagi pihak yang merasa dirugikan silahkan meng-complain dengan alasan yang jelas & benar, isi/konten blog akan dihapus

Temapalo Freshto

Allah
Kesulitan dalam mendownload ???

* Klik link konten yang ingin di download
* Setelah muncul tab baru, tunggu 5 detik klik "SKIP AD" pada pojok kanan atas
* Akan muncul lagi laman ziddu.com klik "DOWNLOAD"
* Masukkan captca/gambar angka&huruf
* Selesai dech...
--> Kalau berkenan, mohon tinggalkan komentar/share kontent blog ya :)

Tolong Klik ya :)

Minggu, 15 Mei 2011

Membentuk Karakter Muslim

Penulis : Ustadz Anis Matta

Tirani dan Keterasingan

Bagaimanakah kita menandai bahwa suatu masyarakat mengalami krisis moral? Dalam konteks ini kita dapat menyebutkan dua gejala; tirani dan keterasingan. Tirani merupakan gejala dari rusaknya perilaku sosial; dimana polarisasi sosial terbagi menjadi kelompok kuat yang tiran dan kelompok lemah yang menjadi obyek tirani. Jika dalam kelompok kuat menyebar nilai-nilai kejahatan yang mendorong mereka melakukan tirani, maka dalam kelompok lemah itu menyebar nilai-nilai kehinaan yang mematikan semangat perlawanan mereka.

Sementara itu, keterasingan menandai rusaknya hubungan sosial. Keterasingan berarti bahwa individu merasa sebagai orang asing dalam masyarakatnya, la hidup di tengah mereka, namun tidak pernah merasakan kebersamaan dengan mereka, la bekerja secara fisik bersama mereka, namun tidak pernah merasakan keakraban hati dengan mereka. Lalu secara perlahan individu dan masyarakat terbelah dan terpisah; Dimana individu tidak lagi melihat masyarakat sebagai tempatnya melebur, dan karenanya tidak merasa hidup untuk masyarakat. Individu hidup bagi dirinya sendiri. Ketika ia merasa nurani sosialnya terbunuh, ia menjadi putus asa dan gamang serta kehilangan arah; awal dari mana ia menemukan dorongan fatalisme dalam dirinya, awal dari mana ia menemukan dorongan irrasional menguasai logika batinnya, ia kehilangan kepercayaan kepada orang lain, dan ia kehilangan semua dorongan persahabatan dalam dirinya.

Tidak ada komentar: